Teolog dari Italia, Paolo Benanti menyerukan kepada setiap pemuka agama dapat mengingatkan kepada setiap pengikutnya untuk tidak menyebar kebencian atas nama agama di media sosial. Hal itu diungkapkannya kepada TVNU, di sela konferensi internasional G20 Religion Forum (R20) yang dilangsungkan di Nusa Dua Bali, 2-3 November 2022. Pastor Paolo Benanti yang juga penasihat Paus Fransiskus untuk isu-isu seputar kecerdasan buatan (AI) dan etika teknologi itu juga turut menegaskan bahwa siapapun yang menyebarkan kebencian di media sosial jangan gunakan dalih agama. Ia berharap melalui Forum R20 ini, peran agama juga dapat didorong untuk menciptakan perdamaian dan menyebarkan nilai kemanusiaan di abad digital. Paolo Benanti mengapresiasi terlaksananya konferensi internasional antar pemuka agama lintas negara. Ia hadir di forum tersebut sebagai salah satu pemateri kunci di hari kedua, plenary sesi 5 yang membahas topik: “Nilai Apa yang Perlu Kita Kembangkan untuk Memastikan Koeksistensi yang Damai, dan Mengapa?” Paolo Benanti yang juga seorang profesor dari Pontifical Gregorian University of Italy, membawakan materi tentang “Algoretik:Nilai Abadi Agama dan Kontribusinya Pada Pengembangan Kecerdasan Buatan (AI) yang Damai dan Berkemanusian.” Terkait hal itu, Paolo Benanti menuturkan, bahwa pada Februari 2020, Gereja Katolik Roma telah meluncurkan “Seruan Roma untuk Etika Kecerdasan Buatan” (Rome Call for AI Ethics). Inti dari seruan itu adalah untuk mempromosikan rasa tanggung jawab bersama dan mendorong upaya bersama untuk menciptakan masa depan di mana inovasi digital dan kemajuan teknologi digunakan untuk membantu menciptakan perdamaian. Pengembangan kecerdasan buatan yang bermanfaat bagi umat manusia dan planet ini harus tercermin di dalam prinsip-prinsip dan peraturan yang melindungi manusia, khususnya kaum lemah dan marjinal, maupun lingkungan alam.