Ra’is Syuriah PCI NU Australia dan New Zealand Prof. Dr. KH Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir mengapresiasi langkah PBNU mengambil prakarsa konferensi internasional G20 Religion Forum (R20). Pertemuan antar pemuka agama lintas negara itu menjadi penting untuk membahas berbagai persoalan dunia yang berada dalam situasi transisi setelah dihantam pandemi Covid 19. Tak terkecuali persoalan yang muncul dan bersumber dari pemahaman atau penafsiran terhadap teks keagamaan. Hal itu disampaikannya kepada TVNU di sela konferensi internasional G20 Religion Forum (R20) yang digelar di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua Bali pada tanggal 02-03 November 2022. Ia menuturkan tidak mudah mengumpulkan para pemuka lintas agama dari sejumlah negara, terlebih untuk mengakui bahwa penafsiran terhadap teks dan pengamalan keyakinan agama perlu ditafsir ulang mengikuti perkembangan jaman. Sehingga penafsiran teks agama menjadi relevan dengan konteks, serta dapat merespon modernisasi yang disesuaikan dengan tradisi setiap negara. Dan melalui Forum R20, para pemuka agama mengakui bahwa rekontekstualisasi terhadap teks keagamaan merupakan keniscayaan.