Tartil menurut arti kata adalah perlahan-lahan. Dalam Tafsir Ibnu Katsir, tartil berarti membaca sesuai hukum tajwid. Membaca secara perlahan akan membantu seseorang untuk memahami dan mentadabburi maknanya.
Syeikh Abdul Aziz dalam tafsirnya menyebutkan bahwa arti asal tartil adalah membaca dengan terang dan jelas. Sedangkan menurut syariat adalah membaca Al-Qur’an dengan tertib.
Rasulullah SAW membaca Al Quran dengan tartil, tidak lambat, tetapi juga tidak cepat. Sebagaimana diperintahkan oleh Allah Ta’ala, dan beliau membaca satu per satu kalimat. Sehingga satu surah dibaca lebih lama daripada kalau dibaca biasa.
Rasulullah bersabda bahwa orang yang membaca Al-Quran kelak akan diseru: “Bacalah, telitilah, dan tartilkan sebagaimana kamu dahulu di dunia mentartilkannya, karena kedudukanmu berada di akhir ayat yang engkau baca” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).